Sabtu, 02 Mei 2009

PENDIDIKAN

Pendidikan di Indonesia



juga tersedia di: English

www.worldbank.org/id/education


publication


Teacher employment and deployment in Indonesia
Download

Early childhood education and development in Indonesia : an investment for a better life
Download


Bank Dunia dan Pemerintah Belanda menandatangani kesepakatan membantu Departemen Pendidikan Nasional sebesar $20 juta untuk memaksimalkan efektivitas program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana dari Pemerintah Belanda yang dikelola Bank Dunia itu dimanfaatkan untuk menjamin bahwa dana BOS digunakan semestinya dan orang tua lebih memahami program BOS. Siaran Pers



DATA SINGKAT

Indikator di Indonesia (Angka berikut menunjukkan data dari tahun terakhir yang tersedia )



SEKILAS

Sistem sekolah Indonesia sangat luas dan bervariasi. Dengan lebih dari 50 juta siswa dan 2,6 juta guru di lebih dari 250.000 sekolah, sistem ini merupakan sistem pendidikan terbesar ketiga di wilayah Asia dan bahkan terbesar keempat di dunia (berada di belakang China, India dan Amerika Serikat). Dua menteri bertanggung jawab untuk mengelola sistem pendidikan, dengan 84 persen sekolah berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan sisa 16 persen berada di bawah Departemen Agama (Depag). Sekolah swasta pun memainkan peran penting. Walaupun hanya 7 persen sekolah dasar merupakan sekolah swasta, porsi ini meningkat menjadi 56 persen di tingkat menengah pertama dan 67 persen di tingkat menengah umum.

Tingkat pendaftaran murni sekolah dasar berada di bawah 60% di kabupaten-kabupaten tertinggal dibandingkan dengan di kabupaten maju yang memiliki pendaftaran umum. Tingkat pendaftaran murni untuk pendidikan menengah mengalami peningkatan kuat (saat ini 66% untuk Sekolah Menengah Pertama dan 45% untuk Sekolah Menengah Umum) tapi tetap lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di wilayah ini. Indonesia juga tertinggal dengan para tetangganya dalam Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Tinggi, dengan tingkat pendaftaran kotor sebesar 21% dan 11,5% secara berurutan.

Pendidikan merupakan hal penting bagi agenda pembangunan Pemerintah Indonesia. Belanja pendidikan telah meningkat secara signifikan di tahun-tahun terakhir setelah terjadinya krisis ekonomi. Secara nyata, belanja pendidikan meningkat dua kali lipat dari tahun 2000 sampai 2006. Di tahun 2007, belanja untuk pendidikan lebih besar daripada sektor lain, nilainya mencapai US$14 miliar, atau lebih dari 16 persen dari total pengeluaran pemerintah. Sebagai bagian dari PDB (3,4 persen), jumlah ini setara dengan jumlah di negara lain yang sebanding.

Undang-Undang mengenai Pendidikan Nasional (No. 20/2003) dan Amandemen Konstitusi III menekankan bahwa semua warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan; bahwa Pemerintah wajib untuk mendanai pendidikan dasar tanpa biaya; dan bahwa Pemerintah menerima mandat untuk mengalokasikan 20% dari pengeluarannya untuk pendidikan. Undang-Undang Guru (No. 14/2005) menyebutkan perubahan-perubahan penting atas syarat dan ketentuan pemberian kerja untuk sertifikasi guru, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Rencana strategis Departemen Pendidikan untuk tahun 2005-2009 memiliki tiga pilar utama:

  1. Peningkatan akses terhadap pendidikan;
  2. Peningkatan kualitas pendidikan; dan
  3. Pemerintahan yang lebih baik dalam sektor pendidikan.

Di tahun 2005, Pemerintah meluncurkan sebuah program besar yang disebut BOS (Biaya Operasional Sekolah), sebagai upaya untuk menyalurkan dana secara langsung ke sekolah-sekolah agar anak-anak dapat tetap bersekolah dan sekaligus memberikan kebebasan bagi sekolah untuk mengelola dana mereka sendiri. Untuk mendukung hal ini sekaligus upaya desentralisasi secara umum, Pemerintah telah menetapkan prinsip Pengelolaan Berbasis Sekolah dalam sistem pendidikan nasional serta menyediakan kerangka untuk Standar Nasional Pendidikan.

Baca juga :
Bank Dunia Mendukung Peningkatan Program Pendidikan yang Sukses (Siaran Pers)

width="3" Kembali ke atas




ISU UTAMA

Walaupun Indonesia telah pulih dari krisis ekonomi di akhir tahun 1990-an, negara ini masih tertinggal dari negara-negara tetangga sehubungan dengan akses terhadap layanan pendidikan yang bermutu. Fokus upaya tersebut saat ini adalah pada kualitas lembaga dan belanja publik. Tantangan utamanya mencakup:

  • Pendaftaran sekolah menengah. Indonesia memiliki pendaftaran sekolah dasar yang cukup universal, tetapi di tingkat menengah pertama, peningkatan berjalan lambat. Hanya 55 persen anak-anak dari keluarga berpendapatan rendah terdaftar di sekolah menengah pertama.

  • Prestasi pembelajaran siswa. Indonesia terus mendapat prestasi yang rendah dalam uji berstandar internasional atas prestasi siswa, bahkan setelah memperhitungkan kondisi sosial ekonomi. Di tahun 2003, Indonesia mendapat posisi ke-33 dari 45 negara dalam Third International Mathematics Science Study (TIMSS). Di tahun 2006, Program for International Student Assessment (PISA), yang menilai seberapa baik kesiapan siswa berumur 15 tahun dalam menghadapi kehidupan, Indonesia mendapat peringkat 50 dari 57 negara dalam bidang ilmu pengetahuan, membaca dan matematika.

  • Alokasi belanja. Walaupun belakangan ini terjadi peningkatan dalam belanja pendidikan secara keseluruhan, investasi Indonesia untuk pendidikan menengah, terutama menengah pertama, masih kurang. Pada saat yang sama, anggaran operasional telah ditekan karena peningkatan substansial dalam pengeluaran untuk gaji.
width="3" Kembali ke atas


PROGRAM BANK DUNIA




Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU)
Proyek BERMUTU berupaya meningkatkan kualitas dan kinerja pengajaran. BERMUTU, yang merupakan singkatan dari ‘Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading’, merujuk pada “kualitas” dalam Bahasa Indonesia. Proyek ini mempersiapkan kerangka kerja untuk memastikan bahwa setiap guru akan mendapatkan peluang untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam mata pelajaran yang mereka ajarkan, dan pada saat yang sama meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Proyek ini juga merupakan upaya meningkatkan sistem akreditasi bagi program pendidikan guru.

Proyek ini akan bekerja dalam beberapa cara, yaitu melalui pendidikan guru berbasis perguruan tinggi, melalui program pengembangan guru tingkat lokal, dan melalui penemuan cara untuk meningkatkan sistem insentif dan pertanggungjawaban guru. BERMUTU akan dijalankan secara langsung di perguruan-perguruan tinggi terpilih yang memiliki program pelatihan guru, dengan menyediakan hibah berbasis kompetitif untuk mendorong mereka dalam meningkatkan status akreditasi dan meningkatkan program penjangkauan mereka untuk guru latihan di wilayah pedesaan dan terpencil, terutama melalui metode berbasis Teknologi Informasi. Proyek ini akan bekerja bersama kelompok guru, kepala sekolah dan pengawas di 16 provinsi dan 75 kabupaten/kota, dengan menyediakan peluang bagi para guru di wilayah pedesaan dan terpencil untuk meningkatkan keterampilan mereka melalui pembelajaran jarak jauh.

BERMUTU Project (2008 - 2013)
Pemerintah Indonesia US$ 57 juta
Pemerintah Belanda US$ 52 juta
Pinjaman IDA US$ 61.5 juta
Pinjaman IBRD US$ 24.5 juta
Total US$ 195 juta
Lebih lanjut lihat di Project Database

Baca juga :
Bank Dunia Mendukung Program Peningkatan Kualitas Guru Indonesia melalui program senilai US$86 Juta
(Siaran Pers)


Early Childhood Education and Development (ECED)
Proyek ECED bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional untuk memastikan semakin banyak anak-anak dari keluarga miskin mendapatkan akses terhadap pendidikan dan untuk memberi mereka awal yang baik serta mempersiapkan mereka untuk memasuki sekolah dasar. Proyek ini berjalan di tingkat kebijakan untuk membangun dasar dari sistem pengelolaan pendidikan dan pengembangan anak usia dini, serta mendukung status kesehatan dan nutrisi mereka. Proyek ini akan mendirikan badan jaminan kualitas di tingkat nasional, dan akan membantu mendirikan sistem pengembangan profesional untuk staf yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyampaian layanan ECED. Proyek ini juga berjalan di tingkat kabupaten untuk memastikan bahwa staf memiliki keterampilan yang mereka butuhkan, serta memastikan bahwa kabupaten mulai menggunakan dana mereka sendiri untuk ECED.

Proyek ini ingin menunjukkan bahwa sistem ini akan sejalan dengan dukungan prakarsa di masyarakat miskin yang menjadi target untuk membantu mereka menyediakan sarana prasekolah yang lebih baik. 738.000 anak dan orang tua mereka di 6.000 masyarakat miskin di 3.000 desa di 50 kabupaten miskin dapat berharap mendapatkan manfaat langsung dari proyek ini, dan perhatian khusus akan diberikan kepada anak-anak berusia 2-4 tahun. Setelah jelas bahwa pendekatan ini berjalan, Pemerintah akan mulai memperluas program ke lebih banyak anak-anak miskin di seluruh negeri.

ECED Project (2006 - 2013)
Pemerintah Indonesia US$ 34.9 juta
Pemerintah Belanda (grant) US$ 25.3 juta
Pinjaman IDA US$ 67.5 juta
Total US$ 127.7 juta
Lebih lanjut lihat di Project Database


Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (IMHERE)
IMHERE dimulai dengan Rencana Jangka Panjang Pendidikan Tinggi Pemerintah, yang mendukung pengelolaan dan administrasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam Departemen Pendidikan Nasional, serta membantu pengembangan kerangka kerja hukum untuk pendidikan tinggi. IMHERE bertujuan untuk membantu menciptakan lingkungan yang memampukan perguruan tinggi negeri menjadi semakin otonomi dan lebih andal, sambil meningkatkan kualitas, relevansi, efisiensi dan kesamaan pendidikan bagi siswa. IMHERE mendanai pengembangan program akreditasi kelembagaan, BAN-PT, strategi untuk memulihkan Universitas Terbuka serta memperkuat pengelolaan dan administrasi perguruan tinggi.


IMHERE Project (2005 - 2011)
Pemerintah Indonesia US$34.5 juta
Pinjaman IDA US$30 juta
Pinjaman IBRD US$50 juta
Total US$114.5 juta
Lebih lanjut lihat di Project Database